Senin, 30 September 2013

Aku Berpikir Maka Aku Ada (Ing. I think therefore I am)

Tiada kepastian di dunia ini, kecuali seseorang yang mampu berpikir (rasionalisme). Membuktikan eksistensi Tuhan tidak dapat dilakukan dengan teori-teori. Hal ini telah lama dikemukakan oleh ahli-ahli filsafat.
Lalu bagaimana cara  mengetahui Tuhan itu ada?
Bukankah yang "ada" itu berwujud?
Atau Tuhan itu sebenarnya berwujud (materi) karena yang dikatakan ada adalah sesuatu yang berwujud. Artinya apabila sesuatu tidak berwujud (immateri) dikatakan tidak ada (Nihilisme).

Teori Kebenaran mengatakan bahwa: Dengan Sains manusia bisa mengenal Tuhan. Benarkah?
Teori Kausalitas memaparkan bahwa: Temukan Tuhan dengan sebab-akibat. Apakah eksistensi Tuhan dikatakan sebab atau akibat?


Sebuah Rajutan Kata di KPKM

Dalam koridor kebebasan mimbar akademik di perguruan tinggi, mahasiswa dilatih untuk dapat menyampaikan pendapat secara kreatif dan menjunjung etika serta budaya akademik dan aspirasi mahasiswa dianggap baik manakala disampaikan secara lisan dan tertulis disertai dengan argumentasi ilmiah dan mengedepankan norma serta kaidah keilmuannya. Pendapat dan pemikiran mahasiswa dihargai sebagai hasil pemikiran kritis yang dipandang sebagai masukan dari sudut pandang yang berbeda terutama pemikiran mahasiswa yang mengkritisi kebijakan pemerintah.(http://www.dikti.go.id) 

Sehubungan dengan itu Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk memberikan kritikan, masukan dan rekomendasi terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang akan dan sedang berjalan. Penyelenggaraan Kompetisi Pemikiran Kritis Mahasiswa (KPKM), sebagai lanjutan dari kegiatan serupa tahun 2008, merupakan salah satu program ko dan ekstrakurikuler yang akan terus dikembangkan karena dinilai sangat relevan dengan era demokrasi dan reformasi. Program ini mulai diedarkan ke PTN pada bulan Februari 2013 silam, kemudian batas pengiriman karya tulis ditetapkan pada tanggal 12 Juni 2013. Pelaksanaan monitoring sampai bulan September 2013, kemudian dilanjutkan dengan presentasi karya tulis bagi mahasiswa yang lolos seleksi, ini digelar pada tanggal 20-21 September 2013 di Ruang Sidang Gedung D Lantai 3, Ditjen Dikti - Kemdikbud, Jakarta.

Tujuan dan Manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan ini adalah untuk menggali potensi wawasan keilmuan mahasiswa, sikap, dan tanggung jawab pada berbagai bidang yang mampu menghubungkan aspek pendidikan dan atau budaya dengan aspek politik, aspek keamanan, aspek kesejahteraan rakyat, aspek ekonomi dan aspek hukum serta memberikan sumbangan nyata berupa pemikiran kritis yang memiliki argumentasi yang kuat dalam mencermati kebijakan yang sedang berlaku atau dalam proses rancangan kebijakan pemerintah Indonesia baik di pusat maupun di daerah dan di tataran internasional.

Bidang yang dikompetisikan ditekankan pada masalah yang berkaitan dengan kebijakan yang telah, sedang dan akan berlaku, yang dikelompokkan pada tiga bidang yaitu:
1. Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
2. Bidang Perekonomian
3. Bidang Kesra (ditekankan pada isu kesehatan dan pendidikan)
Kebijakan yang dimaksud dapat berupa kebijakan pemerintah pusat maupun daerah, dengan tema “Menuju Indonesia yang Lebih Baik”.
  
Kami mencoba memberikan gagasan kritis dalam Bidang Kesra dengan mengangkat isu-isu mengenai Studi Ekonomi dan Tata Kelola Pemerintahan. Kami juga mengambil satu sektor publik bidang kesehatan untuk melihat efektifitas penggunaan anggaran dan tata kelola tersebut. Dalam penulisan karya ini kami menelaah teori-teori yang relevan tentang anggaran, indikator kesehatan dan penelitian-penelitian terdahulu seperti PECAPP Aceh (Public Expenditure Analysis and Capacity Strengthening Program) yang membahas tentang analisi belanja publik, IGI (Indonesia Governance Index) dengan studinya mengenai tata kelola pemerintah serta data-data dari Badan Pusat Statistik Aceh (BPS) yang akan mempertajam analisis kami dalam tulisan ini. Karya tulis ini berjudul “Paradoks Anggaran dengan Capaian Kualitas Kesehatan: Sebuah Studi tentang Tata Kelola Pemerintah Aceh”.

Maksud dari judul ini, adanya distorsi dalam realisasi anggaran dimana Aceh mendapatkan kucuran dana yang sangat besar dari pemerintah pusat yang berasal dari berbagai sumber seperti DAU, DAK, OTSUS, TDBH migas, PAD dll. Namun, dana tersebut belum mampu mensejahterakan masyarakat Aceh, khususnya dalam sektor kesehatan. Buktinya Angka Kematian Ibu (AKI) di Aceh masih berada di atas rata-rata nasional, ini artinya anggaran yang banyak tetapi tidak mampu digunakan secara maksimal oleh pemerintah untuk membangun sektor kesehatan.

Dalam studi ini, kami berhasil  menemukan salah satu faktor penyebab tidak tercapainya kualitas kesehatan yang baik di Aceh yaitu karena lemahnya tata kelola pemerintahan. Kami mencoba mengembangkan hasil penelitian Indonesia Governance Index 2012 (IGI) yang menyebutkan bahwa tingkat transparansi dan akuntanbilitas pemerintah Aceh (Gubernur dan DPRD) bernilai buruk dan menduduki peringkat ke 18 nasional (IGI, 2012). Ditambah lagi birokrasi (dalam hal ini Dinas Kesehatan) yang tidak partisipatif menutup ruang bagi masyarakat untuk ikut andil dalam proses  perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan. Padahal keikutsertaan masyarakat dalam birokrasi sangat mendukung tercapainya tujuan-tujuan pembangunan khususnya sektor kesehatan.

Dalam Penulisan karya ilmiah ini, kami dibimbing langsung oleh Bapak Said Muniruddin,SE.,M.Sc.,Ak. selaku staff Akademik dan Kemahasiswaan program Internasional Akuntansi, Fakultas Ekonomi Unsyiah. Sebelum menuangkan ide-ide kritis dalam bentuk tulisan, kami diberi tugas oleh pembimbing sekitar dua bulan untuk menelaah isu-isu yang berkenaan dengan bidang karya tulis yang akan kami bahas. Isu-isu ini kami peroleh dengan berbagai cara seperti mengikuti diskusi-diskusi publik yang berkenaan dengan anggaran dan kesehatan, mengolah data-data statistik, menghadiri seminar yang diadakan oleh Kemitraan yang berhubungan dengan tata kelola pemerintahan dan mengakses  web-web resmi (WHO, Dinas Kesehatan). Kemudian setelah data yang kami miliki cukup lengkap untuk dijadikan sebuah gagasan kritis, dua minggu terakhir kami gunakan untuk merumuskan, membandingkan dan menghasilkan sebuah karya yang utuh, padu dan sistematis sebelum kami kirimkan ke Dikti pada tanggal 12 Juni 2013 silam.

Sekitar tanggal 7 September 2013, Dikti mengirimkan undangan presentasi KPKM secara langsung ke email peserta. Dari 209 peserta yang mengusulkan karya-karya terbaiknya diajang ini, keluarlah 36 nama yang mewakili Universitas-universitas se-Indonesia dan kami adalah salah satu peserta yang terpilih mewakili Aceh. Setelah menerima undangan ini, kami langsung berkomunikasi dengan dosen pembimbing (Bapak Said Muniruddin), PD 3 Fakultas Ekonomi (Bapak Nashrillah Anis), Dekan Fakultas Ekonomi (Bapak Mirza Tabrani) dan Staff Rektorat Unsyiah. Selama dua minggu kami mempersiapkan diri dan materi untuk disampaikan pada presentasi tanggal 20-21 September 2013 mendatang, dan persiapan ini pula dibimbing langsung oleh Bapak Said Muniruddin.
               
Sampailah pada hari yang ditunggu-tunggu, dimana kami mempresentasikan karya ini dihadapan juri dan teman-teman dari berbagai Universitas ternama di Indonesia. Peserta untuk Bidang Kesra berjumlah 16 kelompok dan kami berhasil membawa nama Unsyiah menduduki peringkat ke 5 dan mendapat predikat sebagai peserta termuda di ajang ini. Pencapaian kami saat ini memang belum maksimal, akan tetapi mengingat usia pendidikan yang sekarang kami jalani (angkatan 2012), artinya ini memberi peluang besar dalam mencetak prestasi-prestasi gemilang dimasa yang akan datang. Semoga target ini mendapat sambutan yang baik dari berbagai pihak. Terima Kasih.


Salam,
Erna Safriana