Dalam
koridor kebebasan mimbar akademik di perguruan tinggi, mahasiswa dilatih untuk
dapat menyampaikan pendapat secara kreatif dan menjunjung etika serta budaya
akademik dan aspirasi mahasiswa dianggap baik manakala disampaikan secara lisan
dan tertulis disertai dengan argumentasi ilmiah dan mengedepankan norma serta
kaidah keilmuannya. Pendapat dan pemikiran mahasiswa dihargai sebagai hasil
pemikiran kritis yang dipandang sebagai masukan dari sudut pandang yang berbeda
terutama pemikiran mahasiswa yang mengkritisi kebijakan pemerintah.(http://www.dikti.go.id)
Sehubungan dengan itu Direktorat
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memberikan
kesempatan kepada para mahasiswa untuk memberikan kritikan, masukan dan
rekomendasi terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang akan dan sedang
berjalan. Penyelenggaraan Kompetisi Pemikiran Kritis Mahasiswa (KPKM), sebagai
lanjutan dari kegiatan serupa tahun 2008, merupakan salah satu program ko dan
ekstrakurikuler yang akan terus dikembangkan karena dinilai sangat relevan
dengan era demokrasi dan reformasi. Program ini mulai diedarkan ke PTN pada
bulan Februari 2013 silam, kemudian batas pengiriman karya tulis ditetapkan
pada tanggal 12 Juni 2013. Pelaksanaan monitoring sampai bulan September 2013,
kemudian dilanjutkan dengan presentasi karya tulis bagi mahasiswa yang lolos
seleksi, ini digelar pada tanggal 20-21 September 2013 di Ruang Sidang Gedung D
Lantai 3, Ditjen Dikti - Kemdikbud, Jakarta.
Tujuan dan Manfaat yang akan
diperoleh dari kegiatan ini adalah untuk menggali potensi wawasan keilmuan
mahasiswa, sikap, dan tanggung jawab pada berbagai bidang yang mampu
menghubungkan aspek pendidikan dan atau budaya dengan aspek politik, aspek
keamanan, aspek kesejahteraan rakyat, aspek ekonomi dan aspek hukum serta memberikan
sumbangan nyata berupa pemikiran kritis yang memiliki argumentasi yang kuat
dalam mencermati kebijakan yang sedang berlaku atau dalam proses rancangan
kebijakan pemerintah Indonesia baik di pusat maupun di daerah dan di tataran
internasional.
Bidang yang dikompetisikan
ditekankan pada masalah yang berkaitan dengan kebijakan yang telah, sedang dan
akan berlaku, yang dikelompokkan pada tiga bidang yaitu:
1.
Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
2.
Bidang Perekonomian
3.
Bidang Kesra (ditekankan pada isu kesehatan dan pendidikan)
Kebijakan
yang dimaksud dapat berupa kebijakan pemerintah pusat maupun daerah, dengan
tema “Menuju Indonesia yang Lebih Baik”.
Kami mencoba memberikan
gagasan kritis dalam Bidang Kesra dengan mengangkat isu-isu mengenai Studi
Ekonomi dan Tata Kelola Pemerintahan. Kami juga mengambil satu sektor publik
bidang kesehatan untuk melihat efektifitas penggunaan anggaran dan tata kelola
tersebut. Dalam penulisan karya ini kami menelaah teori-teori yang relevan
tentang anggaran, indikator kesehatan dan penelitian-penelitian terdahulu
seperti PECAPP Aceh (Public Expenditure Analysis and Capacity Strengthening
Program) yang membahas tentang analisi belanja publik, IGI (Indonesia
Governance Index) dengan studinya mengenai tata kelola pemerintah serta data-data
dari Badan Pusat Statistik Aceh (BPS) yang akan mempertajam analisis kami dalam
tulisan ini. Karya tulis ini berjudul “Paradoks Anggaran dengan
Capaian Kualitas Kesehatan: Sebuah Studi tentang Tata Kelola Pemerintah Aceh”.
Maksud
dari judul ini, adanya distorsi dalam realisasi anggaran dimana Aceh
mendapatkan kucuran dana yang sangat besar dari pemerintah pusat yang berasal
dari berbagai sumber seperti DAU, DAK, OTSUS, TDBH migas, PAD dll. Namun, dana tersebut
belum mampu mensejahterakan masyarakat Aceh, khususnya dalam sektor kesehatan. Buktinya
Angka Kematian Ibu (AKI) di Aceh masih berada di atas rata-rata nasional, ini
artinya anggaran yang banyak tetapi tidak mampu digunakan secara maksimal oleh
pemerintah untuk membangun sektor kesehatan.
Dalam studi ini,
kami berhasil menemukan salah satu
faktor penyebab tidak tercapainya kualitas kesehatan yang baik di Aceh yaitu
karena lemahnya tata kelola pemerintahan. Kami mencoba mengembangkan hasil
penelitian Indonesia Governance Index 2012 (IGI) yang menyebutkan bahwa tingkat
transparansi dan akuntanbilitas pemerintah Aceh (Gubernur dan DPRD) bernilai
buruk dan menduduki peringkat ke 18 nasional (IGI, 2012). Ditambah lagi
birokrasi (dalam hal ini Dinas Kesehatan) yang tidak partisipatif menutup ruang
bagi masyarakat untuk ikut andil dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan. Padahal
keikutsertaan masyarakat dalam birokrasi sangat mendukung tercapainya
tujuan-tujuan pembangunan khususnya sektor kesehatan.
Dalam
Penulisan karya ilmiah ini, kami dibimbing langsung oleh Bapak Said
Muniruddin,SE.,M.Sc.,Ak. selaku staff Akademik dan Kemahasiswaan program Internasional
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Unsyiah. Sebelum menuangkan ide-ide kritis dalam
bentuk tulisan, kami diberi tugas oleh pembimbing sekitar dua bulan untuk
menelaah isu-isu yang berkenaan dengan bidang karya tulis yang akan kami bahas.
Isu-isu ini kami peroleh dengan berbagai cara seperti mengikuti diskusi-diskusi
publik yang berkenaan dengan anggaran dan kesehatan, mengolah data-data
statistik, menghadiri seminar yang diadakan oleh Kemitraan yang berhubungan
dengan tata kelola pemerintahan dan mengakses
web-web resmi (WHO, Dinas Kesehatan). Kemudian setelah data yang kami
miliki cukup lengkap untuk dijadikan sebuah gagasan kritis, dua minggu terakhir
kami gunakan untuk merumuskan, membandingkan dan menghasilkan sebuah karya yang
utuh, padu dan sistematis sebelum kami kirimkan ke Dikti pada tanggal 12 Juni
2013 silam.
Sekitar
tanggal 7 September 2013, Dikti mengirimkan undangan presentasi KPKM secara
langsung ke email peserta. Dari 209 peserta yang mengusulkan karya-karya
terbaiknya diajang ini, keluarlah 36 nama yang mewakili Universitas-universitas
se-Indonesia dan kami adalah salah satu peserta yang terpilih mewakili Aceh. Setelah
menerima undangan ini, kami langsung berkomunikasi dengan dosen pembimbing
(Bapak Said Muniruddin), PD 3 Fakultas Ekonomi (Bapak Nashrillah Anis), Dekan
Fakultas Ekonomi (Bapak Mirza Tabrani) dan Staff Rektorat Unsyiah. Selama dua
minggu kami mempersiapkan diri dan materi untuk disampaikan pada presentasi
tanggal 20-21 September 2013 mendatang, dan persiapan ini pula dibimbing
langsung oleh Bapak Said Muniruddin.
Sampailah
pada hari yang ditunggu-tunggu, dimana kami mempresentasikan karya ini dihadapan
juri dan teman-teman dari berbagai Universitas ternama di Indonesia. Peserta
untuk Bidang Kesra berjumlah 16 kelompok dan kami berhasil membawa nama Unsyiah
menduduki peringkat ke 5 dan mendapat predikat sebagai peserta termuda di ajang
ini. Pencapaian kami saat ini memang belum maksimal, akan tetapi mengingat usia
pendidikan yang sekarang kami jalani (angkatan 2012), artinya ini memberi peluang
besar dalam mencetak prestasi-prestasi gemilang dimasa yang akan datang. Semoga
target ini mendapat sambutan yang baik dari berbagai pihak. Terima Kasih.
Salam,
Erna Safriana